PERBEDAAN
ANTARA TANDA KURUNG
DAN
TANDA KURUNG SIKU
Oleh
Eva
Mirawati
Kelas
3-C
PBSI
ABSTRAK
Seringkali masyarakat cenderung
menyamakan kedua tanda baca ini, yaitu tanda kurung dan tanda kurung siku.
Kedua tanda baca ini memang memiliki kesamaan yaitu berfungsi untuk mengapit
sebuah huruf atau kata. Namun di lihat dalam EYS kedua tanda baca ini ternyata
memiliki fungsi yang berbeda. Artikel ini akan memaparkan kemudian
membandingkan keduanya agar masyarakat tidak lagi keliru menggunakan kedua
tanda baca ini. Setelah dilihat dalam EYD lalu dibandingkan, memang kedua tanda
baca ini memiliki perbedaan. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan yang bukan bagaian utama kalimat. Sementara tanda
kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung dan menyatakan bahwa kesalahan berasal dari teks asli
KATA
KUNCI
·
Karya tulis ilmiah
·
EYD (Ejaan Yang diSempurnakan)
·
Tanda kurung
·
Tanda kurung Siku
PENDAHULUAN
Kegiatan menulis tidak
terlepas dari masyarakat akademis yaitu pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen untuk keperluan akademisnya.
Tulisannya berupa karya ilmiah seperti makalah, artikel, esai, skripsi, tesis
dan desertasi. Dalam penulisan karya-karya ilmiah tersebut selain bersifat ilmiah
juga harus menaati standar kaidah penulisan karya ilmiah salah satunya mematuhi
atau sesuai dengan EYD (Ejaan Yang di Sempurnakan).
Di dalam EYD telah
diatur dari mulai pemakaian huruf sampai tanda baca. Tanda baca merupakan hal
yang penting dalam sebuah tulisan karena dapat merubah maknanya. Oleh karena
itu kita harus benar-benar memahaminya. Salah satu tanda baca yang sering
keliru penggunaanya adalah tanda kurung dan tanda kurung siku. Seringkalai
kedua tanda baca ini disamakan. Selain karena nama dan bentuknya yang mirup,
kedua tanda baca ini juga memiliki fungsi yang sama yaitu mengapit huruf atau
kata di dalam tulisan. Namun jika dilihat dalam EYD (Ejaan Yang di Sempurnakan
ternyata fungsinya berbeda.
Artikel ini akan
memaparkan dan membandingkan kedua tanda baca ini yaitu Tanda Kurung dan Tanda
Kurung Siku. Agar kelak tidak ada lagi kekeliruan penggunaan kedua tanda baca
tersebut.
ISI
Tanda
Kurung (( ))
1. Tanda
kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Anak itu tidak memiliki
KTP (kartu tanda penduduk).
Dia tidak membawa SIM
(surat izin mengemudi).
Catatan:
Dalam penulisan
didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatannya.
Misalnya:
Saya sedang mengurus
perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP). KTP itu merupakan tanda pengenal dalam
bernagai keperluan.
2. Tanda
kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
utama kalimat.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang
berjudul “Ubud” (nama tempat terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat
table 10) menunjukan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
3. Tanda
kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kokain(a).
Pejalan kaki itu
berasal dari (Kota) Surabaya.
4. Tanda
kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang merinci urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi
menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
Dia harus melengkapi
berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir,
dan (3) surat keterangan kesehatan.
Catatan:
Tanda kurung tunggal
dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan perincian yang
disusun ke bawah.
Misalnya:
Kemari kakak saya
membeli
1) buku
2) pensil, dan
3) tas sekolah
Ia senang dengan mata
pelajaran
a) fisika
b) biologi
c) kimia
Tanda
Kurung Siku ([ ])
1. Tanda
kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Sapurba
men(d)engar bunyi gemerisik.
Ia memberikan uang
[kepada anaknya.
Ulang tahun [hari
kemerdekaan] Republik jatuh pada hari Selasa.
2. Tanda
kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses
ini (perbedaanya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]).
Berdasarkan ketentuan
EYD di atas, ternyata tanda kurung dan tanda kurung siku memiliki fungsi yang
berbeda, yaitu:
Tanda Kurung ( (….) )
|
Tanda Kurung Siku ( [….] )
|
mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian utama kalimat.
|
mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang sudah bertanda kurung.
|
dipakai untuk mengapit angka atau
huruf yang merinci urutan keterangan.
|
menyatakan bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
|
Pada tabel di atas
jelas terlihat perbedaannya yaitu tanda kurung berfungsi mengapit keterangan
tambahan dan merinci urutan keterangan. Sementara tanda kurung siku berfungsi
menyatakan bahwa kesalahan penulisan memang terdapat dalam naskah asli. Namun
keduanya juga memiliki fungsi dasar yang sama yaitu mengapit keterangan atau
penjelasan tambahan.
PENUTUP
Perbedaan antara tanda
kurung dan tanda kurung siku terletak pada fungsinya dalam tulisan. Tanda
kurung berfungsi mengapit keterangan tambahan pada tulisan demi memperjelas
kata atau ungkapan dandapat juga berfungsi untuk mengurutkan nomor atau huruf
yang merinci keterangan suatu kata atau ungkapan. Sementara tanda kurung siku
berfungsi untuk menyatakan bahawa kesalahan penulisan memang pada naskah asli
yang tidak dapat penulis ganti untuk menjaga keaslian naskah tersebut, selain
itu tanda kurung siku juga berfungsi untuk mengapit keterangan yang sudah
berada dalam pernyataan keterangan dan diberi tanda kurung.
Setelah kita mengatuhi
fungsi dan pemakaian tanda kurung dan tanda kurung siku. Ada baiknya kita juga
membaca lagi EYD agar kita lebih paham aturan yang ditentukan EYD. Sebagai
masyarakat akademis yang dituntut untuk menulis karya ilmiah untuk
keprofesionalitasan, persyaratan
akademis maupun keperluan kademis lainnya kita harus paham betul tentang
kaidah-kaidah dan aturan-aturan standar penulisan ilmiah. Agar tulisan kita
semakin hebat dan berkualitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Perpustakaan Nasional. 2010. Ejaan Yang Disempurnakan Permendiknas Nomor
46 Tahun 2009.
Yogyakarta: Pustaka Timur.
Tera, R I. 2010. Paduan
Pintar EYD (Berdasarkan Pemendiknas No. 46 Tahun
2009). Jakarta:
Indonesia Tera
Badudu, Yus. 1990. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Prima