Sabtu, 08 Maret 2014

Perbedaan antara Tanda Kurung dan Tanda Kurung Siku

Diposting oleh Eva Mirawati di 22.37

PERBEDAAN ANTARA TANDA KURUNG
DAN TANDA KURUNG SIKU

Oleh
                                                            Eva Mirawati
                                                  mirawatieva@gmail.com

Kelas 3-C
PBSI

ABSTRAK
Seringkali masyarakat cenderung menyamakan kedua tanda baca ini, yaitu tanda kurung dan tanda kurung siku. Kedua tanda baca ini memang memiliki kesamaan yaitu berfungsi untuk mengapit sebuah huruf atau kata. Namun di lihat dalam EYS kedua tanda baca ini ternyata memiliki fungsi yang berbeda. Artikel ini akan memaparkan kemudian membandingkan keduanya agar masyarakat tidak lagi keliru menggunakan kedua tanda baca ini. Setelah dilihat dalam EYD lalu dibandingkan, memang kedua tanda baca ini memiliki perbedaan. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan bagaian utama kalimat. Sementara tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung dan menyatakan bahwa kesalahan berasal dari teks asli


KATA KUNCI
·         Karya tulis ilmiah
·         EYD (Ejaan Yang diSempurnakan)
·         Tanda kurung
·         Tanda kurung Siku


PENDAHULUAN
Kegiatan menulis tidak terlepas dari masyarakat akademis yaitu pelajar, mahasiswa, guru,  dan dosen untuk keperluan akademisnya. Tulisannya berupa karya ilmiah seperti makalah, artikel, esai, skripsi, tesis dan desertasi. Dalam penulisan karya-karya ilmiah tersebut selain bersifat ilmiah juga harus menaati standar kaidah penulisan karya ilmiah salah satunya mematuhi atau sesuai dengan EYD (Ejaan Yang di Sempurnakan).
Di dalam EYD telah diatur dari mulai pemakaian huruf sampai tanda baca. Tanda baca merupakan hal yang penting dalam sebuah tulisan karena dapat merubah maknanya. Oleh karena itu kita harus benar-benar memahaminya. Salah satu tanda baca yang sering keliru penggunaanya adalah tanda kurung dan tanda kurung siku. Seringkalai kedua tanda baca ini disamakan. Selain karena nama dan bentuknya yang mirup, kedua tanda baca ini juga memiliki fungsi yang sama yaitu mengapit huruf atau kata di dalam tulisan. Namun jika dilihat dalam EYD (Ejaan Yang di Sempurnakan ternyata fungsinya berbeda.
Artikel ini akan memaparkan dan membandingkan kedua tanda baca ini yaitu Tanda Kurung dan Tanda Kurung Siku. Agar kelak tidak ada lagi kekeliruan penggunaan kedua tanda baca tersebut.


ISI
Tanda Kurung (( ))
1.    Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi).

Catatan:
Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatannya.
Misalnya:
Saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP). KTP itu merupakan tanda pengenal dalam bernagai keperluan.

2.    Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat table 10) menunjukan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.

3.    Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.

4.    Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang merinci urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.

Catatan:
Tanda kurung tunggal dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan perincian yang disusun ke bawah.
Misalnya:
Kemari kakak saya membeli
1) buku
2) pensil, dan
3) tas sekolah
Ia senang dengan mata pelajaran
a) fisika
b) biologi
c) kimia

Tanda Kurung Siku ([ ])
1.    Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Sapurba men(d)engar bunyi gemerisik.
Ia memberikan uang [kepada anaknya.
Ulang tahun [hari kemerdekaan] Republik jatuh pada hari Selasa.

2.    Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaanya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]).

Berdasarkan ketentuan EYD di atas, ternyata tanda kurung dan tanda kurung siku memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:
Tanda Kurung ( (….) )
Tanda Kurung Siku ( [….] )
mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang merinci urutan keterangan.
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.


Pada tabel di atas jelas terlihat perbedaannya yaitu tanda kurung berfungsi mengapit keterangan tambahan dan merinci urutan keterangan. Sementara tanda kurung siku berfungsi menyatakan bahwa kesalahan penulisan memang terdapat dalam naskah asli. Namun keduanya juga memiliki fungsi dasar yang sama yaitu mengapit keterangan atau penjelasan tambahan.
PENUTUP
Perbedaan antara tanda kurung dan tanda kurung siku terletak pada fungsinya dalam tulisan. Tanda kurung berfungsi mengapit keterangan tambahan pada tulisan demi memperjelas kata atau ungkapan dandapat juga berfungsi untuk mengurutkan nomor atau huruf yang merinci keterangan suatu kata atau ungkapan. Sementara tanda kurung siku berfungsi untuk menyatakan bahawa kesalahan penulisan memang pada naskah asli yang tidak dapat penulis ganti untuk menjaga keaslian naskah tersebut, selain itu tanda kurung siku juga berfungsi untuk mengapit keterangan yang sudah berada dalam pernyataan keterangan dan diberi tanda kurung.
Setelah kita mengatuhi fungsi dan pemakaian tanda kurung dan tanda kurung siku. Ada baiknya kita juga membaca lagi EYD agar kita lebih paham aturan yang ditentukan EYD. Sebagai masyarakat akademis yang dituntut untuk menulis karya ilmiah untuk keprofesionalitasan,  persyaratan akademis maupun keperluan kademis lainnya kita harus paham betul tentang kaidah-kaidah dan aturan-aturan standar penulisan ilmiah. Agar tulisan kita semakin hebat dan berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA
Perpustakaan Nasional. 2010. Ejaan Yang Disempurnakan Permendiknas Nomor
    46 Tahun 2009. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Tera, R I. 2010. Paduan Pintar EYD (Berdasarkan Pemendiknas No. 46 Tahun
    2009). Jakarta: Indonesia Tera

Badudu, Yus. 1990. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Prima


0 komentar:

Posting Komentar

 

E Templet didesain oleh Ipietoon :) Blogger Template | Gift Idea